Selasa, 10 April 2012

lalaki narsis ker mandi

Orang-orang narsi.......

eweh gawe

Apakah yang dimaksud dengan Metode Ilmiah

Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”
Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam Metode ilmiah bekerja. seperti di bawah ini.
Kriteria
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4. Menggunakan hipolesa
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
Langkah-langkah
1. Memilih dan mendefinisikan masalah.
2. Survei terhadap data yang tersedia.
3. Memformulasikan hipotesa.
4. Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa.
5. Mengumpulkan data primair.
6. Mengolah, menganalisa serla membuat interpretasi.
7. Membual generalisasi dan kesimpulan.
8. Membuat Laporan
KRITERIA METODE IMIAH
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka (bias)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakah ukuran objektif.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi.
6.1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
6.2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
6.3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
6.4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
6.5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.
6.6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating
LANGKAH DALAM METODE ILMIAH
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Marilah lebih dahulu ditinjau langkah-langkah yang diambil oleh beberapa ahli dalam mereka melaksanakan penelitian.
Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
15. Menulis laporan penelitian.
Dalain melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abclson (1933) mcmberikan langkah-langkah berikut:
1. Tentukan judul. Judul dinyatakan secara singkat
2. Pemilihan masalah. Dalam pemilihan ini harus: a). Nyatakan apa yang disarankan oleh judul. b). Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut kepentingan umum. c). Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal-hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
3. Pemecahan masalah. Dalain niemecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut: a).
Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bnntuk yang sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah. b). Proscdur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat. c) Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan d). Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang digunakan. e). Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah. f). Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase penelitian.
4. Kesimpulan
a). Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh b). Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.
5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan masalah.
Nyalakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam memecahkan masalah. Dari pedoman beberapn ahli di atas, maka dapal disimpulkan balnwa penelitian dengan mcnggunakan metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
5.1. Merumuskan serta mcndefinisikan masalah
langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?
Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya
5.2. Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.
5.3. Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.
5.4. Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia.
Pcngujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.
5.5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.
5.6. Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi
Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.
5.7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.
5.8. Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri.

Oleh : A. Nashrudin, S.IP, M,Si.
(Dosen Stikom WJB Serang)

Manajemen Proyek Perangkat Lunak

Bismillaahirrohmaanirrohiim


  My Notes 
 … catatan lebih tahan lama daripada ingatan ...

Nama    : Martasari Widiastuti
NRP    : 5106201809
Prodi    : S2 Teknik Informatika ITS
Materi    : Topik Dalam Manajemen Proyek Perangkat Lunak
Dosen    : Fajar Baskoro, S.Komp, M.T

Manajemen Proyek Perangkat Lunak (MPPL)
Manajemen  kegiatan mengatur, mengelola (planning, organizing, action, controlling  POAC)
Proyek  kegiatan/aktivitas yang memiliki batasan waktu, biaya, resource, objective
Lawan dari proyek adalah rutinitas (tidaka ada batasan waktu, biaya, resource, objective)
Perangkat lunak  program-program komputer dan dokumentasi yang berkaitan (kumpulan instruksi, kode, dokumen, data)

Latar Belakang mempelajari MPPL: karena adanya sesuatu yang negatif (software crisis). Ex: inefisiensi, keterlambatan delivery, product tidak spesifik, suatu proyek tidak memiliki kemajuan, resource SDM berlebih, kegagalan mencapai tujuan yang menyebabkan kegagalan proyek.

Tujuan mempelajari MPPL: sesuatu yang positif dari latar belakang dimana efisiensi dalam penggunaan sumber daya, on time, spesifik produk sesuai spesifikasi, improving, tujuan dapat tercapai, mengatur waktu pembuatan proyek, mengestimasi biaya, visibiltas teknis /non teknis & mengelola resource.

Fungsi mempelajari MPPL adalah transparasi, performansi, integrasi antar software serta optimasi.

 Software Project vs Software Process
No    Perbedaan    Software Project    Software Process
1    Tujuan    Ketepatan waktu, efisiensi biaya, keuntungan kuantitatif    Memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan feature software yang baik (good product)  correctness, portability, performance
2    Resource    SDM [Internal team (analyzer, designer), Eksternal team di dalam organisasi (manager, keuangan, direktur), Eksternal team di luar organisasi (customer)], human capital, tool, time, teknologi    SDM (analyzer, designer), human capital, tool, time, teknologi
3    Hasil     Anggaran, jadual/planning, proposal, laporan perkembangan proyek    source code, manual data, desain SRS
4    Activity    Planning, organizing (struktur organisasi), staffing (job desk), directing, monitoring, controlling (evaluasi), innovating (solusi baru), representing (komunikasi dengan client, costumer, user,dll)    Tergantung model proses yang digunakan: ex. Waterfall  Requirement analysis, design, coding, testing, deployment, maintenance

Latar belakang (alasan negative/ kelemahan dari kejadian yang tidak diharapkan)  mengapa ada software project:
1.    over time
2.    over budget  akibat lemahnya estimasi
3.    low quality
4.    versi seragam/tim pecah
5.    lemahnya teknik  rule tidak jelas

Tujuan (dampak positif yang diharapkan)  formatnya harus memenuhi criteria SMART:
1.    Specific  jelas, to the point
2.    Measurable  terukur
3.    Achieveble  kemampuan/ketercapaian
4.    Relevant  sesuai dengan konteks
5.    Time Constrain  batasan/lama waktu

Ex. proyek membuat word processor (pengolah kata)
Tujuan  alat verifikasi/validasi

Project Phase




Software Metric
Pengukuran pada software meliputi:
1.    Project size  banyaknya kebutuhan yang harus diakomodasi  ex. software size dari Ms.Word lebih besar dari pada Notepad (dilihat dari fitur/fungsi yang ada)
2.    Project duration  waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek
3.    Project time size  ukuran/jumlah personel yang terlibat dalam proyek

Selengkapnya di slide ??? belum mengkopi

Software Metric: Linux vs Windows

No    Software Metric    Definisi    Perbedaan
            Linux    Windows
1    Project Size    Banyaknya kebutuhan yang harus diakomodir (dipenuhi)  banyaknya fungsi yang ada    Lebih kecil  fitur lebih sedikit
    Lebih besar  fitur lebih lengkap
2    Project Duration    Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek.    Lebih panjang  sifat open source sehingga waktu melaksanakan project tidak terbatas    Lebih pendek  durasi waktu terbatas untuk setiap versioning
3    Project Team Size    Banyaknya orang (personel) yang terlibat dalam proyek    Karena linux bersifat open souce maka project team sizenya tidak dibatasi    Lebih sedikit  jumlah personel dibatasi sesuai kebutuhan

Sumber lain: http://en.wikipedia.org/wiki/Comparison_of_Windows_and_Linux

Creating the Budget
Pembiayaan dalam IT project mencakup beberapa komponen: software, hardware, network, brainware
Ada beberapa metode untuk mengestimasi biaya diantaranya adalah
Bottom-Up  pembiayaan berdasarkan detil dari aktivitas yang akan dijalankan.
1.    software  ex. prosesnya menggunakan model waterfall, maka dialokasikan biaya untuk setiap tahapnya yaitu: requirement (pada fase ini melibatkan personel dengan kualifikasi S1 fee/bulan ex. 2 jt ), analysis, desain, …, maintenance.
2.    hardware  puchase total implementasi system (mencakup detail untuk spesifikasi, jumlah dan harga hardware untuk total software)
3.    network  internal (a. wire: panjang/luasan, jumlah station, kabel. b. wireless: luasan area, jumlah acces point/harga satuan), eksternal (time base: lama cash/jam, volume dedicate: GDRS, WCDMA, 3G  Rp.1/kh, sewa UND)
4.    Brainware  biaya operasional

Top-Down  pembiayaan berdasarkan pengalaman/produk/hasil
1.    model parametrik  user terkait, database, costumer, analisis/report
2.    estimasi analogi

Budget at Completion  jumlah biaya dari setiap fase proyek, merupakan petunjuk operasional berdasarkan ketentuan anggaran.

Alasan membeli atau membuat software sendiri
No    Buat sendiri    Beli
1

2

3
4
5
6
7    Availability  keberadaan, otomatisasi/customisasi
Less costly

Ada SDMnya  use in house skill
Control work
Learn new skill
Available staff
Focus on core project work    Ada  lebih mudah

Less costly  dipertimbangkan harganya
Pengembang/develop tidak ada
Small volume work
Transfer resiko lebih kecil
Available vendor
Allows project to focus on other work item

Software License  biaya yang dikeluarkan berdasarkan jumlah mesin dan durasi waktu yang digunakan.
Licensing modes:
1.    Per station  instalasi
2.    Per conection  workstation yang berhubungan dengan service
3.    Per station (server-based)  berdasarkan server yang digunakan
4.    Per usage  catatan/log penggunaan

Sumber: IT Project Management: On Track from Start to Finish, chapter 4.

Project Proposal

Proposal Proyek Perangkat Lunak
 Strategi/gambaran system kerja, dokumen detail, jadwal, uraian & prototipe

Beberapa point penting:
1.    Bisnis need dan objektif  kebutuhan bisnis sekarang  ex. merubah kebiasaan masyarakat, ekonomi baru berdasarkan network (kemudahan informasi), kekuatan masyarakat (keahlian dalam IT)
2.    Bisnis scope  ruang lingkup yang akan dikerjakan  terdiri dari: analisa infrastruktur IT, analisa bisnis proses, establish project scope, establish plan step by step, establish schedule dan budget  ex. bagan internet data senter (pusat operasi, data senter, union member database, database), bagan smart card system, bagan e-commerce/perdagangan secara elektronik (e-payment, e-procurement  payment system store)
3.    Visi  gambaran total/tujuan paling awal  ex. bisa merealisasikan ekonomi berbasis jaringan
4.    Company Profile
Company overview  hal yang pernah dikerjakan agar costumer percaya
Bisnis area  ex. consulting, maintenance, develop, operation
Referensi  yang pernah dikerjakan akhir-akhir ini, succes story
5.    Bisnis Strategi
     Bencmark  best practice analysis  studi kelayakan (infrastruktur, orang, biaya)
     Perencanaan  set scope, set project, budgeting, set survey
     Do  ex. data base, Integrated Data Center, smart card, e-commerce, payment system
6.    Project planning
     Planning  fase 1 (desain IDC)  fase 2 (e-commerce)  fase 3 (payment sistem)
     Struktur detail perusahaan  preparing (environment)  analysis AS/IT (proses/infrastruktur) defining to be model  planning work
     Teknologi  total system overview, data center  kumpulan CPU, data base, e-commerce & smart cart  peluang teknologi yang bisa dikembangkan
7.    Construction strategy
Total service  optimize proposal  improve reability  close partnership

deskripsi proposal: membaca organisasi  kasus  detail  strategi  aplikasi / hardware  example step by step.

Proyek Software Berdasarkan Kondisi System:
1.    otomatisasi  manual orang & keahlian  system
2.    proses improvement  kontinu project sebelumnya
3.    bisnis project reengineering  perubahan bisnis proses & organisasi  system

Detail dokumen:
1.    Master plan IT (information system planning)  criteria  blueprint, service, schedule, cara teknis/panduan
2.    Project proposal  cara / strategi implementasi

IT bersifat borderless  tidak ada batasan so baca the word is flat (Thomas fredman)  look bisnis google (ad sense  web yang link google, angka akses web fantastic)
Intangible  susah dihitung

Resiko yang paling serius adalah kegagalan mengukur manfaat:
1.    waktu
2.    tenaga kerja
3.    ketelitian  jumlah eror yang bisa dieliminir
4.    hasil
5.    volume
6.    keterlibatan SDM  kompetensi

Basic implementasi IT  dimulai dari penataan/pemahaman ke orang  penetapan rule dan etika  buat wadah organisasi  implementasi IT
Solusi buat prioritas, gunakan jembatan (agen)

Permasalah e-gov
Top-down approach eksekutive  model populasi  model manusia  model kebiasaan

Sekian dulu, apabila ada info yang kurang tepat penulis mohon maaf dan bisa langsung dikonfirmasikan kepada penulis melalui:

Blog    : www.martasari.wordpress.com
Email    : martasari@cs.its.ac.id


TERIMAKASIH

Alhamdulillahirobbil’alamiin

tugas TRI

Metode ialah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berpikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan maksud dan tujuan.

Metodologi itu sendiri berasal dari kata metodos dan logos yang berarti ilmu dari metode yang artinya merupakan suatu formula dalam penerapan penelitian dimana dalam melakukan penelitian tersebut terdapat langkah-langkah dan juga hasil penelitian.

Metonologi pada bidang ilmu komputer merupakan “langkah-langkah/tahapan perencanaan dengan bantuan beberapa metode, teknik, alat (tools) dan dokumentasi dengan tujuan untuk membantu peneliti dalam meminimalkan resiko kegagalan dan menekankan pada proses/sasaran penelitian di bidang CS/IS/IT

Riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan informasi atau data secara sistematis untuk menambah pemahaman kita terhadap suatu fenomena tertentu yang menarik perhatian kita

Riset ilmiah adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan informasi atau data secara sistematis untuk menambah pemahaman kita yang berkaitan dalam keilmuan
Proposal adalah program atau rencana tertulis yang di uraikan secara mendetail
Riset terknologi informasi adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan informasi atau data secara sistematis untuk menambah pemahaman yang berhubungan dengan pemrosesan informasi
Secara umum teori diartikan sebagai pendapat. Sedangkan dalam pengertian khusus, teori hanya digunakan dalam lingkungan ilmu atau biasa disebut teori ilmiah. Dalam pengertian khusus ini, Kerlinger (1973:9) menyatakan bahwa :
“ A theory is a set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explaning and predicting the phenomena.”
Di dalam definisi ini terkandung tiga konsep penting. Pertama, suatu teori adalah satu set proposisi yang terdiri atas konsep-konsep yang berhubungan. Kedua, teori memperlihatkan hubungan antarvariabel atau antar konsep yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik tentang fenomena. Ketiga, teori haruslah menjelaskan variabelnya dan bagaimana variabel itu berhubungan.
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.[1]
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.[2] Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.[2] Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala.[2] Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.[2] Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.[2]
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.[3]
Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.[3] Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.[3]
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atauberfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masayamg lalu (Nurhadi 2004: 51).
Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
•    Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.
•    Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
•    Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut.
1.    Tujuan Observasi
Dengan observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar untuk diketahui dengan metode lainnya. Observasi dilakukan untuk menjajaki sehingga berfungsi eksploitasi. Dari hasil observasi kita akan memperoleh gambaran yang jelas tentang masalahnya dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Jadi, jelas bahwa tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan atau tempat penelitian.

2.    Jenis-jenis Observasi
Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu observasi partisipasi dan observasi non partisipasi.
a.    Observasi partisipasi
b.    Observasi non partisipasi
Survai atau dalam bahasa Inggris “survey” adalah salah satu bentuk atau jenis penelitian yang banyak dikenal dan disebut-sebut. Namun demikian seringkali kita salah-kaprah dalam menggunakan istilah tersebut. To survey adalah bertanya pada seseorang dan lalu jawabannya direkam (Cooper dan Emory, 1995) Survey adalah satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan; satu cara mengumpulkan data melalui komunikasi dengan individu-individu dalam suatu sampel (Zikmund,1997) Survey adalah metoda pengumpulan data melalui instrumen yang bisa merekam tangapan-tanggapan responden dalam sebuah sampel penelitian (Nan Lin1976)
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari para responden, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang pernah dilakukan sebelumnya. Teknik pengumpulan data primer ini terdiri dari beberapa cara, yaitu KUESIONER, WAWANCARA, FOCUS-GROUP DISCUSSION (FGD), OBSERVASI, serta OPINION POOLING yang dikuantitatifkan seperti analytical hierarchy process atau AHP (atau versi kembangannya, ANP / analytical network process)
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
Dengan menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara.
Penggunaan kuesioner tepat bila :
1. Responden (orang yang merenpons atau menjawab pertanyaan) saling berjauhan.
2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila mengetahui berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui suatu fitur khusu dari sistem yang diajukan.
3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.
4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut.
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project). Secara umum metode ilmiah meliputi langkah-langkah berikut
• Observasi Awal
• Mengidentifikasi Masalah
• Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis
• Melakukan Eksperimen
• Menyimpulkan Hasil Eksperimen
Observasi awal:
Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
• Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll.
• Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.
• Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
Mengidentifikasi masalah:
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?
• Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
• Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
• Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.

Merumuskan atau menyatakan hipotesis:
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
• Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
• Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen

Melakukan Eksperimen:
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
• Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
• Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
• Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
• Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.

Menyimpulkan hasil eksperimen:
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
• Jangan ubah hipotesis
• Jangan abaikan hasil eksperimen
• Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
• Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
• Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.

KRITERIA METODE IMIAH
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:.
1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating

MANFAAT MENULIS IMIAH:
1. Melatih berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik, aturan / kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.
2. Menulis ilmiah memerlukan literatur, buku-buku ilmiah, kamus, ensiklopedia yang disusun tertib.
3. Oleh sebab pada hakikatnya sebuah karangan ilmiah ialah laporan tentang kebenaran yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan.
4. Karena dalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab pembahasan yang berfungsi menganalisis, memecahkan dan menjawab setiap permasalahan sampai tuntas hingga ditemukannya jawaban berupa karya ilmiah.
5. Karena dalam karya ilmiah ada orang yang disebut bab landasan teori atau kerangka teoritis yang berfungsi memaparkan teori-teori para ahli seta mengomentari atau mengkritiknya untuk mendukung dan memperkuat argumen penulis.
6. Bahasa komunikatif ilmiah memiliki syarat :
a. harus jelas = harus bermakna tunggal tidak boleh ambigu
b.penempatan gatra (unsur fungsional dalam kalimat) harus lengkap dan dan tepat
c. diksi atau pilihan kata harus tepat.

kisi-kisi UTS sistem pakar

bro, iyeu kisi-kisi sistem pakar :
1. Apa yang anda ketahui tentang agen cerdas pada Sistem Pakar.
AgenCerdas(IA)adalahsuatuperangkatlunakpenggantiyangdapatmemenuhisuatukebutuhanaktivitas

2. Kategori apa saja pada Sistem Pakar.
•    a. Interpretasi
•    b. Prediksi
•    c. Diagnosis
•    d. Perancangan (Desain)
•    e. Perencanaan
•    f.  Monitoring
•    g. Debugging
•    h. Instruksi
•    i.  Kontrol

3. Hubungan pengembangan Sistem Pakar terhadap lingkungan.

4. Kelebihan & Kekurangan Sistem Pakar.
•    Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli
•    Menyederhanakan pekerjaan dan meningkatnya efisiensi kerja
•    Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis
•    Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar
•    Meningkatkan kualitas
•    Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar
•    Mampu beroperasi dalam lingkungan berbahaya
•    • Solusi     • Waktu
•    • Logika        • Konsisten

kekurangan
•    Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal
•    Sulit dikembangkan
•    Sistem pakar tidak 100% bernilai benar

5. Komponen-komponen pada Sistem Pakar.
a.    User Interface (Antarmuka Pemakai)
Memungkinkan pemakai untuk berinteraksi dengan expert system
b.  Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
Berisi pengetahuan-pengetahuan (pengetahuan gabungan)  dalam memahami, merumuskan, dan penyelesaian masalah
c. Inference Engine (Mesin Inferensi)
Bertugas untuk menganalisis pengetahuan, memberikan kemampuan penalaran dan menarik kesimpulan berdasarkan knowledge base
d. Development Engine
Komponen yang digunakan untuk mengolah sistem pakar, terdiri dari bahasa pemrograman.

6. Apa yang dimaksud dengan inference engine.
Inference Engine: program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi dalam basis pengetahuan dan blackboard

7. hubungan Sistem Pakar terhadap proses real-time dalam penggunaan WEB.

Rabu, 04 April 2012

Logo Dinas yang da di Kuningan

sering kali kita membuat caver makalah tidak mempunyai logo universitas atau lembaga yang kita bekerja atau kita jalani silahkan yang mau save image....
IAIN SYEH NURJATI
IPSI
Himpunan Mahasiswa Islam
Kab. Kuningan
Departemen Agama

Ikatan Remaja Pasawahan

SMA Negeri Cilimus

LAPORAN PRAKTIKUM

JARINGAN KOMPUTER



MODUL VIII
ROUTING 4
( Inter VLAN Comunication / Router om A Stick )




Nama    :  Ayip Shalehudin
NIM    :  2009081043
Kelas    :  TI S1 2009 D



FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KUNINGAN

2011


Selasa, 03 April 2012

MAKALAH KOORDINASI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Didalam organisasi dibutuhkan koordinasi. Koordinasi sendiri di definisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan organisasi dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinisasi yang efektif dalam organisasi diperlukan karena tanpa adanya koordinasi maka setiap anggota dalam organisasi tidak memiliki pegangan mana yang harus diikiti, yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.
Sebelumnya kita harus mengerti arti kata organisasi. Di mana kata “organisasi“ mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintahan, atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.
Di dalam sebuah organisasi diperlukan adanya sebuah koordinasi antara manajer dan bawahannya untuk kelangsungan organisasi itu sendiri.
1.2    Perumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat di rumuska beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaiaman kebutuhan akan koordinasi dalam organisasi ?
2. Bagaimana masalah-masalah yang akan timbul dalam pencapaian koordinasi yang efektif?
3. Bagaimana pendekatan-pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif ?
4. Bagaimana cara meningkatkan koordinasi potensial ?
5. Apa saja yang penyebab pengurangan kebutuhan akan koordinasi ?
1.3 Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui apa saja kebutuhan dalam koordinasi.
2. Mahasiswa mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pencapaian koordinasi yang efektif.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pendekatan-pendekatan untuk mencapai koordinasi efektif.
4. Mahasiswa mengetahui cara-cara apa saja yang dapat meningkatkan koordinasi potensial.
5. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab pengurangan kebutuhan akan koordinasi.


BAB II
DASAR TEORI
2.1 Kebutuhan akan Koordinasi
Untuk melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin ( atasan )dalam  melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahanyang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen.Koodinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya,sebab tanpa koordinasi setiapkaryawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akanmerugikan organisasi itu sendiri.
Dengan koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruhkegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atauperusahaan atau bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usahauntuk menciptakan keadaan yang berupa tiga S,yaitu serasi,selaras dan seimbang.Kebutuhan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalampelaksanaan tugas dan derajat ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yangdapat dikendalikan secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentangmanajemen dan koordinasi saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakinbesar jumlah rentangan semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahansecara efektif.
Terdapat 3 (tiga) macam saling ketergantungan di antarasatuan-satuan organisasi seperti diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko,2003:196), yaitu:
[if !supportLists]1.[endif]Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
Bilasatuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalammelaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiapsatuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
[if !supportLists]2.[endif]Saling ketergantungan yangberurutan (sequential interdependece)
Dimana suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu sebelumsatuan yang lain dapat bekerja.
[if !supportLists]3.[endif]Saling ketergantungan timbalbalik (reciprocal interdependence)
2.2 Masalah-masalah Pencapaian Koordinasi yang Efektif
Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:
  1. 1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
  2. 2. Perbedaan dalam oriantasi waktu
  3. 3. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
  4. 4. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.
Manajer akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
2.3 Pendekatan – pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi. Terdapat tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu:
2.3.1 Mekanisme teknik manajemen dasar
Untuk mencapai koordinasi yang efektif kita dapat menggunakan mekanisme teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif tidak memerlukan peralatan koordinasi lebih dari teknik-teknik tersebut.
 Hirarki manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
 Aturan dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
 Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
2.3.2 Meningakatkan koordinasi potensial
Meningkatkan koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
a. Sistem informasi vertikal.
Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
b. Hubungan-hubungan lateral (harizontal).
Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
    Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
    Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
    Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
    Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
    Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
    Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
2.3.3 Metoda Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
1.    Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan.
Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
2.    Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.
Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).












BAB III
PENUTUP
Koordinasi sangatlah dibutuhkan dalam setiap organisasai ataupun kelompok apapun, demi tercapainya segala tujuan yang hendak dicapai. Komunikasi merupakan suatu kunci utama dalam tercapainya suatu koordinasi yang efektif. Pada dasarnya koordinasi merupakan suatu pemrosesan informasi. Di sini peranan menejer sangat dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya dalam bidang pengontrolan, pengawasan dan evaluasi. Kedekatan hubungan dan kelancaran informasi antara menejer dengan bawahan pun juga sangat perlu diperhatikan agar dalam pelakasanaan tugas tidak terdapat kesalahan informasi (miss comunications) ataupun tekanan dalam bekerja.
Sehingga dengan koordinasi yang baik dapat mempermudah suatu organisasi menjadi lebih maju karena tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.





















Daftar Pustaka
http://tikknara.blogspot.com/2010/01/koordinasi-yang-efek-efektif.html
www.elearning-rri.net/materipimiv/kordihubker.ppt
www.djlpe.esdm.go.id/modules/_website/images/.../11472046492.pd...
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/copywriting/2073204-kebutuhan-akan-koordinasi/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/materi-6-koordinasi/

DESA CILIMUS

Luas Wilayah Total Luas Wilayah : 2.464,313 KM2 Terdiri dari 1 Kehutanan : 201,476 KM2 2 Sawah : 1.161,146 KM2 3 Pekarangan :394,179 KM2 4 Tanah Basah : 0,935 KM2 Sejarah Menurut asal-usul kata (etimologi) nama Cilimus berasal dari dua kata yaitu Ci dan Limus, Ci atau Cai dalam bahasa Sunda berarti Air sedangkan Limus dalam bahasa Sunda berarti sejenis buah mangga. [sunting] Pemerintahan Cilimus dilihat dari statusnya sebagai sebuah desa maka dipimpin oleh seorang kepala desa atau lebih dikenal dengan sebutan (Kuwu). Cilimus terdiri dari 5 kampung/blok dan 24 RT. [sunting] Batas Wilayah Batas wilayah desa Cilimus Di sebelah utara berbatasan dengan desa Caracas Di sebelah selatan berbatasan dengan desa Bojong Di sebelah barat berbatasan dengan desa Linggaindah Di sebelah timur berbatasan dengan desa Lingajati [sunting] Geografis Keadaan iklim desa Cilimus dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson, dengan temperatur bulanan berkisar antara 18° C - 32° C serta curah hujan berkisar antara 2.000 mm - 2.500 mm per tahun. Pergantian musim terjadi antara bulan November - Mei adalah musim hujan dan antara bulan Juni - Oktober adalah musim kemarau. [sunting] Ekonomi Sebagian besar penduduk Cilimus berprofesi sebagai petani, sisanya adalah PNS, pegawai swasta, buruh tani, buruh bangunan dan pedagang. Perekonomian Cilimus banyak di sumbang oleh penduduknya yang merantau di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan kota besar lainnya. [sunting] Demografi Penduduk desa Cilimus berjumlah 8.334 orang, terdiri dari: 4.222 orang laki-laki 4.112 orang perempuan [sunting] Akses Transportasi Untuk mencapai desa Cilimus dari pusat kota Kuningan tidaklah sulit. Jaraknya dari kota Kuningan kurang lebih 16 km, di hubungkan dengan angkutan desa

Mengintip Notebook Tertipis di Dunia

Seiring dengan perkembangannya, laptop atau notebook hadir dalam dimensi yang semakin tipis dan menawan. Bahkan gelar sebagai laptop tertipis diperebutkan untuk mendongrak gengsi sebuah merek. Kami berkesempatan melihat langsung laptop tertipis di dunia, yaitu Samsung Series 9. Laptop ini nantinya akan hadir dalam pilihan ukuran layar 13,3 inci dan 14 inci. Samsung Series 9 Foto: Kristian Tjahjono Dengan ketebalan kurang dari 1,5 cm, Samsung Series 9 keluaran 2012 berhasil meraih predikat laptop tertipis di dunia. Meskipun tipis, ternyata kinerja juga diperhatikan dengan adanya pilihan prosesor Intel Core i3 dan Core i5. Layar juga menjadi prioritas, dengan resolusi 1600x900 pixel, di atas rata-rata laptop dengan ukuran layar 14 inci dan 13,3 inci yang biasa mengemas resolusi 1366x768 pixel. Samsung Series 9 Foto: Kristian Tjahjono Terbuat dari aluminium warna gelap dengan paduan aksen warna silver di samping kiri dan kanan. Hasilnya? Elegan nan mewah yang tidak mirip seperti Apple Macbook Air. Samsung Series 9 Foto: Kristian Tjahjono Sisi kiri laptop memuat satu port USB 3.0. Selain itu, terdapat koneksi HDMI dan Ethernet yang ukurannya diperkecil dan membutuhkan adaptor saat digunakan. Samsung Series 9 Foto: Kristian Tjahjono Sisi kanan laptop memuat sebuah port USB, jack audio 3.5mm, serta Display Port. Anda juga akan menemukan mikrofon mungil di sisi ini. Samsung Series 9 Foto: Kristian Tjahjono Ukuran tipis memudahkan pengguna saat membawanya di dalam tas. Jika diperhatikan, versi 14 inci tampil sedikit lebih tebal dibandingkan versi 13,3 inci.

Cara Membuat Tanda Tangan Di Bawah Postingan

Ada yang seru nich :) jika kita nulis sesuatu yang kita tulis sendiri, baik itu surat atau buku harian kadang kita mencantumkan tnda tangan kita di bawahnya. Sebagai bukti bahwa itu adalah tanda tangan kita, berati kita yang menulis.

Dan yang ingin buat blog kita menjadi benar-benar milik kita, untuk membuat itu menjadi terlihat nyata, kini kita bisa menambahkan tanda tangan di setiap postingan kita secara otomatis. Cantumkan di bawah postingan blog kita. Bagaimana caranya?

Cara Menambah Tanda Tangan Di Bawah Postingan
1. Siapkan gambar tangan kita. Kita bisa membuat tanda tangan secara online di sini
2. Login ke Blogger.
3. Di halaman Dasbor, kita pilih Tata Letak.
4. Kemudian pilih Edit HTML
5. Beri tanda centang pada Expand Template Widget
6. Cari kode berikut ini


<data:post.body/>

7. Taruh kode erikut ini dibawahnya

<img src='http://3.bp.blogspot.com/_a378mcmEc38/S67fyl2TsEI/AAAAAAAACWs/EQXQxFcrSAU/s320/tanda+tangan.png' style='border:0px;'/>

8. Ganti http://3.bp.blogspot.com/_a378mcmEc38/S67fyl2TsEI/AAAAAAAACWs/EQXQxFcrSAU/s320/tanda+tangan.png dengan URL gambar tanda tanganmu sendiri ya :) Dan simpan kalu sudah selesai.